Minggu, 17 Juli 2011

202 kata di 202 kertas




Kalo emang kita ngga bisa sama-sama, berarti tuhan telah mempersiapkan rencana lebih baik buat aku sama kamu. Tiara menaruh bunga mawar diatas meja lalu meninggalkan ruangan kelas. Hari ini tiara ingin pulang lebih awal. Bukan karena sakit atau ada janji dengan orang lain, melainkan untuk menghindar dari cowok yang di bencinya. Handphone Tiara terus bergetar. Beberapa kali cowok itu menelepon dirinya. Tiara tak memperdulikannya, ia malah mempercepat langkah sambil berharap cowok itu ngga ada di depan sekolah.

“ tiara..!!” seseorang memanggil dengan lantang. Tiara malah mempercepat langkahnya seakan-akan tidak mendengar. “woy tiara!” orang itu bernada kesal.

Handphone Tiara terus saja bergetar. Dengan perasaan campur aduk, ia pun langsung masuk ke dalam mobil. Ngga peduli siapa yang manggilnya tadi. mobil mulai meninggalkan sekolah, perlahan tapi pasti ia menoleh kearah belakang mobil. Hatinya hancur berkeping-keping. Dada terasa sesak. Air matanya jatuh. Handphonenya masih saja bergetar. “gue benci loe,rio! Jahat!” tiara melepaskan batre dan simcard. Perasaannya sekarang benar-benar sakit.

***
“ Tiara dapet salam dari Rio.” Siwi menatap dirinya yang sedang sibuk mencatat. Tiara hanya terdiam. Berenti menulis. Dan menatap balik Siwi.
“ ketemu dimana?” tanya Tiara sedikit malas.

“ketemu di gerbang tadi pagi. Kan dia nganterin Anita,ra.” Siwi membalikkan badannya dan melanjutkan menulis. Siwi merupakan Sahabat terbaik Tiara. Ia mengerti atau paham bentul tentang perasaanya terhadap Rio dan juga saksi dari semua kisah asmara mereka yang tergolong amat romantis.

“ siw siw..” tiara mencolek pundak siwi dengan pulpen..

“ kenapa?” Siwi menoleh kebelakang. “sebentar-sebentar!” bangkunya diangkat dan diposisikan menghadap ke Tiara. “kemaren kemana pulangnya cepet banget,ra?”

“ ngga enak badan gue,siw.” Tiara berenti sejenak. “ hmmmm.. boleh cerita ngga,siw?” siwi menganggukan kepala sembari tersenyum. Seperti siap menampung semua keluh kesah tiara.
“ kemaren loe liat ngga si Rio jemput si nita?”

“ iya gue ngeliat kok. Si Rio masang muka heran tau pas loe nyelonong gitu aja. Secara nita manggil-manggil loe tapi loe ngga denger.”

“ ooh jadi yang manggil gue itu si nita. Pantes!” tiara mulai kesal. “pada saat itu juga si rio terus-terusan telepon gue. Ngga ngerti mau ngapain. Dia ngga punya otak kali ya?! Mau jemput ceweknya tapi gue yang di telpon. Gue siapanya dia coba? Ya kan?”

“ wah dasar tuh Rio.!” Siwi ikut-ikutan kesal. “ rio merhatiin loe sampe loe masuk kedalam mobil. Tapi pas mobil loe jalan, dia langsung pura-pura ngeliatin yang lain karena nita dateng. Dan loe tau ga? Parah gilaaaa! Si nita meluk Rio di depan umum!!” siwi bercerita menggebu-gebu. Emosinya naik. Meja didepannya pun menjadi korban gebrakan dirinya. Tiara menunduk. Matanya berkaca-kaca. Ia tak bisa lagi menahan air mata.

“ gue juga liat kok.” Tiara mengusap air matanya yang mulai mengalir deras. “ gue emang ngga layak mendapatkan dia. Sekarang nita orang yang tepat buat jagain dia. Percuma gue mengharapkan dia terus.”

“ ngga ada yang bisa bilang loe layak atau ngga buat dia. Sampai kapan loe bertahan kaya gini? Sampai loe benar-benar ngga berdaya? Gue tau, cinta bisa datang kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja. Tapi cinta datang bukan untuk menyakiti.” Siwi terdiam sejenak. Mengatur nafas. Sesekali menatap Tiara yang air matanya tambah deras. Siwi memegang tangan Tiara.

“ ra, denger ya.. loe udah setengah tahun begini. Galau terus. Gantung pula. Kaya Ngga punya semangat hidup. Jujur, gue ngga kuat ngeliat loe selalu tersakiti karena Rio. Walau kadang kalian terlihat seperti sepasang kekasih. Tapi inget ada Nita. Nita ceweknya dia,ra! Gue salut sama perjuangan loe buat nglupain dia,tapi kenapa perjuangan itu berenti lagi? Dimana kata ‘IKHLAS’ yang selama ini loe pegang teguh?”

“gue.. gue udah ikhlas. Ikhlas banget kalo Rio buat Nita. Walau gue sekarang bukan punya dia. Tapi Rio selalu datang disetiap gue udah bisa ngelakuin itu. Muncul tiba-tiba dan ngasih harapan lebih lagi. Salah gue juga, gue lupa kalo dia milik Nita. Siw, gue pengen bebas dari dia! Gimana caranya?” tiara menatap siwi penuh harap pertanyaannya akan dijawab.

“ hmmm.. loe ganti nomor deh. Atau ngga.. yah gue juga bingung gimana caranya. Maaf ya tiara?” tiara hanya tersenyum. Bagaikan mendung pergi dan matahari datang menyambut dengan gembira.

***
“ tolong kasih ini ke Rio.” Tiara menyodorkan sebuah kotak kecil ke siwi.

“ lah? Loe mau kemana ra? Ngga sekolah hari ini?” Siwi diam mematung di gerbang sekolah. Sambil menerima sebuah kotak kecil itu. Dia merasa ada yang aneh sama sahabatnya. Datang ke sekolah pakai baju bebas tanpa dosa dan memberikan sebuah kotak kecil. Yang entah apa isinya.

“ mau liburan ke ausy. Hehehe” Tiara memeluk Siwi. “ jaga diri baik-baik ya? Jangan mau digodain sama Bimo. Soalnya gue ngga bisa sangar-sangar lagi sama dia. Bilangin bimo juga, gue minta maaf.” Tiara memeluk siwi kembali. Sahabatnya tambah bingung. Pusing mencerna kalimat demi kalimat tadi dan menghubungkan dengan keanehan yang sedang berlangsung.

“ maksud loe apaan ra? Gue ngga ngerti! Loe sakit?” siwi memegang jidat tiara. “ ngga panas kok. Kesambet apaan loe ra? Tapi besok masuk sekolah kan? Masuk kan? Ra? Masuk kan?” siwi mulai mengerti dan khawatir hal yang dipikirkannya menjadi nyata.

“ jangan lupa kasih kotak itu ke Rio ya? Bubye Siwi sayaaaaang.. gue besok ngga masuk. Maaf pergi mendadak.” Tiara mulai meninggalkan Sahabatnya yang menatap kepergiannya dengan air mata. Siwi masih mematung.

“ jaga diri loe juga tiara. Gue pasti kangen sama loe!” siwi baru sadar ditangannya ada sebuah kotak kecil. “isinya apaan ya?” lalu siwi pergi meninggalkan gerbang dan masuk kekelas kembali.

***
 5 tahun kemudian..
                Suasana meriah membaur lepas di halaman rumah Tiara malam itu. Secercah kebahagian terpancar jelas disetiap tamu yang hadir. Di tengah kemeriahan acara, terlihat sesosok wanita cantik menghampiri Tiara yang sedang sibuk membereskan gaun ungu marunnya. Tiara kaget saat Siwi muncul dihadapannya secara tiba-tiba.

“ra, gue bawa seseorang.” Siwi memberi isyarat keseseorang. “ini Rio,ra.” Rio hanya tersenyum.
“ maaf ya tiara gue dateng tanpa diundang.” Rio membuka pembicaraan. Tiara tetap terdiam.  “ masih inget kotak ini?” ngeluarkan sebuah kotak kecil berwarna pink yang sudah  pudar. Tiara terkejut. Dia tidak menduga bahwa siwi emang benar-benar menjalani amanatnya dengan baik dan Rio masih menyimpanannya. Hingga dibawa kembali kotak itu kehadapannya.

“202 different sentences in each paper. Dan di kertas 202, gue tambah yakin kalo gue sebenarnya juga sayang sama loe.” Rio mengambil salah satu kertas dari dalam kotak.  lalu dibacakannya “ can you love me back?” suara Rio sangat lantang dan nyaring. Para tamu menoleh kearah suara. Tiara tetap diam ditempat tanpa membuka mulut sedikitpun.

“ disetiap doa Tiara, nama Rio selalu ku sebut.” Rio mengambil beberapa kertas lainnya dan membacakannya lagi “tiara cape nangis. Cape sakit hati karena Rio. Kapan Rio ngerti perasaan Tiara?” “tadi Tiara nangis karena liat Nita meluk Rio. Tapi Tiara percaya Nita malaikat yang baik buat Rio.” “Rio,aku rela sakit demi kamu. Rela bertahan.” “ Rio,makasih udah ngajarin aku tentang cinta dan mengikhlaskan cinta.” Rio memegang tangan Tiara.

“maaf ya aku udah nyakitin kamu terus. Bikin Tiara nangis,dan ngasih harapan kosong. Tapi Rio sadar kalo Rio sayang sama Tiara setelah kamu menghilang tanpa jejak. Setiap saat rio kepikiran terus sama kamu dan selalu kangen. Dan akhirnya aku jujur ke Nita dan hubungan kitapun berakhir. Nita ngebantuin aku juga mencari informasi tentang kamu kemana-mana. Dan malam ini aku datang untuk membalas 202 kalimat itu. Tiara.. will you marry me?” mengeluarkan sebuah cincin. Tiara menarik tangannya secara perlahan.

“ dulu aku emang sayang banget sama kamu. Selalu rela bertahan diatas ke pedihan. Aku rela air mataku menetes demi orang yang aku sayang. Aku dulu juga suka saat-saat kita lagi berdua bersama bagaikan sepasang kekasih. Aku suka semua yang kita lalui. Tanpa memikirkan keberadaan Nita ditengah-tengah kita. Tapi.. itu dulu Rio.. 5 tahun yang lalu. Masa lalu ya masa lalu. Sekarang aku udah punya pengganti kamu. Tanpa ada air mata dan kepedihan. Jadi maaf aku ngga bisa nerima kamu... malam ini aku tunangan dengan Nino”

Tiara menepuk bahu Rio dan Berbisik dikupingnya “temukan kalimat yang ke 203 di perempuan lain yang lebih baik dari aku.”Lalu meninggalkan Rio dan hatinya yang berkeping-keping.

The end

2 komentar: